Korea Selatan Memiliki Kamp Kecanduan Internet, Bagaimana Rasanya Di Kamp Ini?

Korea Selatan Memiliki Kamp Kecanduan Internet, Bagaimana Rasanya Di Kamp Ini? – Korea Selatan merupakan negara dengan tingkat konektivitas internet tertinggi di dunia.

Hampir setiap orang punya telepon pintar dan akses internet. Namun kini muncul sisi gelap dari capaian tersebut. idnpoker

Angka resmi tahun lalu menunjukkan bahwa lebih dari 140.000 anak muda kecanduan internet. Namun sejumlah laporan menunjukkan bahwa angka itu pada kenyataannya bisa jadi jauh lebih tinggi.

Korea Selatan Memiliki Kamp Kecanduan Internet, Bagaimana Rasanya Di Kamp Ini?

Sehingga mengakibatkan, begitu banyaknya pusat penanganan yang dibuka di seantero Korea di mana para remaja bisa mendapat perawatan untuk masalah ini dan mendapat bantuan untuk bisa lepas dari kecanduan internet.

Sekolah juga telah mengenalkan program khusus untuk mencoba menghentikan anak-anak dari bahaya kecanduan internet.

Salah satu media berita di dunia mengunjungi Korea Selatan untuk mendatangi sebuah kamp kecanduan internet di kawasan bernama Muju untuk mencari tahu lebih banyak tentang masalah ini.

Apa itu kecanduan internet?

Kecanduan terhadap sesuatu terjadi ketika seseorang tidak memiliki kontrol terhadap aksinya dalam melakukan, mengonsumsi maupun menggunakan sesuatu hingga pada titik di mana hal tersebut dapat membahayakan diri mereka sendiri, menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).

Maka, kecanduan internet terjadi ketika seseorang menggunakan internet terlalu banyak hingga akhirnya berdampak negatif terhadap kesehatan mental maupun fisik, atau keduanya.

Hal ini bisa memengaruhi perilaku seseorang dan bagaimana mereka berinteraksi di dunia nyata.

Mereka bisa lupa waktu dan mengabaikan kebutuhan dasar mereka, seperti makan atau tidur.

Seperti halnya kecanduan yang lain, tidakbisa bermain internet juga bisa menyebabkan masalah bagi seseorang yang kecanduan – misalnya, merasa marah atau sedih.

Apa itu kamp kecanduan internet?

Kamp kecanduan internet merupakan tempat di mana orang-orang dapat mendapat bantuan untuk mengobati hubungan tak sehat yang dimiliki dengan internet.

Mereka bisa memperlajari sejumlah teknik untuk membantu mereka menjadi lebih tidak ketergantungan dengan dunia daring dan untuk mengubah perasaan mereka tentang pengalaman bermain internet.

Semenjak 2014, lebih dari 1.200 anak muda telah mengikuti kamp kecanduan internet serupa, seperti yang dilakukan Hawon.

Pada kamp di Muju, peraturannya sangat ketat dan telepon genggam tidak boleh dibawa masuk. Sesampainya para peserta di sana, mereka harus menyerahkan semua peralatan elektronik mereka, termasuk alat-alat seperti pelurus rambut.

Kamp itu tertuju untuk membantu para remaja merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri ketika tidak memegang telepon genggam.

Beberapa sesi, termasuk sesi kerajinan tangan, olahraga, permainan dan aktivitas yang dirancang untuk membantu anak-anak muda keluar dari dunia digital dan kembali ke dunia nyata.

Ide mulanya merupakan bahwa aktivitas-aktivitas itu bisa membantu mereka menemukan cara lain untuk merasa senang dan santai, alih-alih mendapat ‘likes’ dan memenangkan suatu gim online.

Juga adanya sesi konseling di mana para remaja dapat mencurahkan segala masalah yang mereka alami.

Para tenaga konseling juga membantu mereka untuk tahu kapan berhenti menggunakan telepon mereka dan untuk mengubah sikap mereka terhadap gawai-gawai mereka.

Manajer kamp, Yong-chul Shim, menyampaikan, “Di sini, kami mencoba untuk memberi mereka alternatif dari internet, gim dan media sosial.

“Ketika kami mengoperasikan kamp, kami mencoba banyak aktivitas untuk menunjukkan kepada para remaja bahwa mereka bisa memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang lebih baik di luar dunia siber.”

Apa rasanya mengikuti kamp kecanduan internet?

Salahsatu media berita menemui Hawon (17 tahun), yang mengikuti kamp itu karena kecanduannya menonton YouTube.

“Saya menonton YouTube setiap hari, terkadang selama 18 jam,” ujarnya.

“Saya membawa telepon genggam saya ke kamar mandi, atau ketika saya makan, saya menggenggamnya. Dalam pikiran saya, saya seperti ‘Saya akan menonton untuk satu jam saja’, namun kemudian itu berlanjut dan berlanjut. Sulit untuk berhenti.”

Hawon menyampaikan bahwa hidup di Korea Selatan bisa sangat membuat stres, terutama sebagai seorang anak muda yang diharapkan bisa belajar dengan keras di sekolah.

Oleh karena itu, dia pikir banyak orang Korea yang menggunakan telepon genggam sebagai pelipur stres. Hawon sendiri menjelaskan bagaimana dengan menonton YouTube ia merasa lebih bahagia.

Akan tetapi, banyak menonton YouTube ternyata membawa dampak yang besar dalam hidupnya.

“Hal itu memengaruhi prestasiku di sekolah dan ketika saya dan teman-teman bertemu, kami hanya melihat telepon genggam kami dan tidak mengobrol. Saya tertidur di kelas. Saya sering marah pada orang lain entah kenapa.”

Dia sadar bahwa itu sudah menjadi masalah yang harus segera ditangani dan menganggap bahwa kamp kecanduan internet adalah cara yang tepat.

Korea Selatan Memiliki Kamp Kecanduan Internet, Bagaimana Rasanya Di Kamp Ini?

“Saya mau mengatasi kecanduan tersebut, untuk melihat yang ada di sekeliling saya, bukan hanya telepon saya,” ujar Hawon. “Ini adalah kesempatan bagi saya untuk memperbaiki masalah yang saya punya.”

Hawon merupakan satu dari 10 orang remaja perempuan di kamp di Muju. Kamp-kamp ini seringnya berlangsung selama satu hingga empat minggu, tergantung seserius apa kecanduan mereka.

Saat hari pertama kamp, telepon genggam Hawon diambil darinya, yang ia rasa sangatlah sulit dan ia pun berpikir bagaimana mungkin ia bisa menjalani sesi tanpanya.

Salah satu dari karyawan kamp, Tae-joon Kim, menjelaskan bagaimana para remaja yang ikut kamp merasa sangat sulit kehilangan telepon genggam mereka dan mengatakan bahwa mereka ingin pulang saja.

“Dari saat mereka menyerahkan telepon genggam, mereka langsung merasa kesulitan,” ujarnya.

Tetapi seiring berganti hari, Hawon mulai terbiasa hidup tanpa telepon genggamnya.

Dia merasakan optimis bahwa selepas mengikuti kamp, ia akan bisa mengurangi durasi waktu yang ia habiskan untuk menonton video di internet.

Ia berharap untuk menghabiskan waktu luang yang ia punya bersama keluarganya.

Hal lain yang dirasakan yaitu :

1. Seperti halnya narkoba, internet pun juga bisa bikin orang kecanduan sampai harus direhabilitasi. Di negara Korea Selatan, sampai ada kamp-kamp khusus buat pecandu internet

2. Kamp tersebut dibuatkan setelah pemerintah sadar akan efek negatif dari internet kalau penggunaannya tidak dibatasi. Masa kebutuhan dasar seperti makan dan minum aja sampai pada lupa

3. Bahkan, dalam beberapa fase tertentu, mereka yang telah ketergantungan dengan internet, jadi sulit bersosialisasi sama orang lain. Ada juga yang rela bolos sekolah cuma buat main internet

Tidak sedikit dari mereka yang sampai terserang psikisnya, jadi lebih sensitif, agresif, dan impulsif.

4. Salah satu kamp terkenal di Korsel adalah National Center for Youth Internet Addiction Treatment, di dekat Muju. Kalau mau masuk sini, peraturannya ketat banget. Tentunya tanpa boleh membawa gadget

5. Untuk gantinya, mereka yang mengikuti kamp ini akan didorong untuk berinteraksi secara langsung dengan sesama. Mereka juga melakukan aktivitas di luar ruangan seperti bermain salju, dan lainnya. Intinya biar “lupa” sama gadget

6. Selain itu, mereka akan dipacu untuk berbagi pengalamannya masing-masing. Bagi mereka yang punya bakat tertentu, bisa juga lo unjuk gigi dengan yang lainnya. Jadi mereka bisa saling mengajari. Keren!

7. Sebetulnya, ide tentang kamp bagi mereka yang kecanduan internet di Korea ini bukan hal yang baru. Beberapa tahun sebelumnya memang telah digagas ide seperti ini dan diterapkan di berbagai daerah juga. Mereka diberi pembelajaran aktivitas lain untuk menjauhkan diri dari gadget dan internet

8. Selain aktivitas dan interaksi secara langsung, peserta yang mengikuti program kamp tersebut akan diberikan penanganan berupa terapi detoks yang dilakukan oleh terapis berpengalaman juga

9. Peserta yang mengikuti kamp ini memang semuanya memiliki masalah dengan ketergantungan internet, salah satunya adalah Hawon. Seperti dilansir dari salahsatu media berita, seorang perempuan memiliki kecanduan untuk mengakses Youtube. Beberapa peserta lain memiliki masalah seperti online gaming, web browsing, dan juga aplikasi chatting online

10. Tapi saat ditanya, kebanyakan mereka yang ada di kamp ini malah tidak sadar kalau sudah kecanduan internet. Mereka sengaja dimasukkan atau didaftarkan oleh orangtua karena menurut keluarganya kebiasaannya itu sudah kelewat batas